Megawati Soekarnoputri Tegaskan Gelar Profesor dan Doktor Kehormatan yang Dimilikinya Asli

Megawati hadir di acara UGM bersama BRIN
Sumber :
  • instagram @presidenmegawati

Megawati Soekarnoputri menegaskan gelar profesor dan doktor kehormatan yang dimilikinya asli, bukan hasil pemalsuan, saat acara sinergi BRIN-UGM di Yogyakarta

Viva, Banyumas - Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sekaligus Presiden ke-5 Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri, menegaskan keaslian gelar akademik yang disandangnya.

Hal ini ia sampaikan dalam acara bertajuk “Pengelolaan Biodiversitas dan Penguatan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) untuk Masa Depan Berkelanjutan: Sinergi UGM-BRIN” di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Rabu (1/10). Dalam kesempatan tersebut, Megawati bercerita mengenai berbagai gelar profesor dan doktor kehormatan yang diterimanya dari sejumlah universitas di dalam maupun luar negeri.

Ia mengaku sempat heran dengan banyaknya gelar kehormatan yang disematkan kepadanya, namun menegaskan semuanya diperoleh melalui proses resmi.

“Saya sendiri juga heran ngopo kok akeh men (kenapa banyak sekali), tapi tidak ada pemalsuan lho ini,” ujarnya disambut tawa dan tepuk tangan hadirin.

Di UGM Pada 1 Oktober 2025. Megawati menegaskan, meski gelar profesor dan doktor kehormatan tidak diperoleh melalui jalur akademik biasa, pemberian gelar tersebut tetap melalui mekanisme resmi lembaga pendidikan tinggi yang kredibel.

Ia juga menyampaikan bahwa penghargaan itu justru menjadi motivasi untuk terus berkontribusi dalam bidang riset, pendidikan, dan penguatan kebijakan nasional. Sebagai Ketua Dewan Pengarah BRIN, Megawati menilai gelar kehormatan yang disandangnya bukan semata-mata simbol prestise, melainkan amanah yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab.

Ia menekankan pentingnya riset dan inovasi dalam menjaga biodiversitas, melindungi kekayaan intelektual, serta mendorong pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Dalam acara sinergi UGM-BRIN ini, Megawati juga mendorong kolaborasi antara perguruan tinggi dan lembaga riset untuk menghasilkan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat.

Menurutnya, Indonesia memiliki potensi besar dalam bidang biodiversitas dan sumber daya alam yang harus dikelola secara ilmiah dan berkesinambungan. “Meskipun saya memegang banyak gelar, saya tetap berusaha menjalankan tugas dengan baik, termasuk saat dipercaya memimpin BRIN,” katanya.

Pernyataan Megawati sekaligus menjadi klarifikasi atas keraguan sebagian pihak terkait gelar akademik yang ia miliki. Dengan menegaskan keaslian gelar profesor dan doktor kehormatan tersebut, Megawati berharap publik lebih fokus pada kontribusi nyata dalam bidang riset dan pembangunan bangsa.

Acara yang dihadiri akademisi, peneliti, dan mahasiswa ini menjadi momentum penting untuk memperkuat peran BRIN dan UGM dalam mengembangkan riset strategis. Kehadiran Megawati sekaligus mempertegas komitmennya terhadap penguatan riset nasional dan perlindungan kekayaan intelektual Indonesia demi masa depan yang berkelanjutan

Megawati Soekarnoputri menegaskan gelar profesor dan doktor kehormatan yang dimilikinya asli, bukan hasil pemalsuan, saat acara sinergi BRIN-UGM di Yogyakarta

Viva, Banyumas - Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sekaligus Presiden ke-5 Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri, menegaskan keaslian gelar akademik yang disandangnya.

Hal ini ia sampaikan dalam acara bertajuk “Pengelolaan Biodiversitas dan Penguatan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) untuk Masa Depan Berkelanjutan: Sinergi UGM-BRIN” di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Rabu (1/10). Dalam kesempatan tersebut, Megawati bercerita mengenai berbagai gelar profesor dan doktor kehormatan yang diterimanya dari sejumlah universitas di dalam maupun luar negeri.

Ia mengaku sempat heran dengan banyaknya gelar kehormatan yang disematkan kepadanya, namun menegaskan semuanya diperoleh melalui proses resmi.

“Saya sendiri juga heran ngopo kok akeh men (kenapa banyak sekali), tapi tidak ada pemalsuan lho ini,” ujarnya disambut tawa dan tepuk tangan hadirin.

Di UGM Pada 1 Oktober 2025. Megawati menegaskan, meski gelar profesor dan doktor kehormatan tidak diperoleh melalui jalur akademik biasa, pemberian gelar tersebut tetap melalui mekanisme resmi lembaga pendidikan tinggi yang kredibel.

Ia juga menyampaikan bahwa penghargaan itu justru menjadi motivasi untuk terus berkontribusi dalam bidang riset, pendidikan, dan penguatan kebijakan nasional. Sebagai Ketua Dewan Pengarah BRIN, Megawati menilai gelar kehormatan yang disandangnya bukan semata-mata simbol prestise, melainkan amanah yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab.

Ia menekankan pentingnya riset dan inovasi dalam menjaga biodiversitas, melindungi kekayaan intelektual, serta mendorong pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Dalam acara sinergi UGM-BRIN ini, Megawati juga mendorong kolaborasi antara perguruan tinggi dan lembaga riset untuk menghasilkan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat.

Menurutnya, Indonesia memiliki potensi besar dalam bidang biodiversitas dan sumber daya alam yang harus dikelola secara ilmiah dan berkesinambungan. “Meskipun saya memegang banyak gelar, saya tetap berusaha menjalankan tugas dengan baik, termasuk saat dipercaya memimpin BRIN,” katanya.

Pernyataan Megawati sekaligus menjadi klarifikasi atas keraguan sebagian pihak terkait gelar akademik yang ia miliki. Dengan menegaskan keaslian gelar profesor dan doktor kehormatan tersebut, Megawati berharap publik lebih fokus pada kontribusi nyata dalam bidang riset dan pembangunan bangsa.

Acara yang dihadiri akademisi, peneliti, dan mahasiswa ini menjadi momentum penting untuk memperkuat peran BRIN dan UGM dalam mengembangkan riset strategis. Kehadiran Megawati sekaligus mempertegas komitmennya terhadap penguatan riset nasional dan perlindungan kekayaan intelektual Indonesia demi masa depan yang berkelanjutan