Wangsit di Balik Makam Palsu Brebes: Dari Mimpi Jadi Pembakaran Heboh di Sawojajar

Warga Sawojajar bongkar makam palsu Brebes
Sumber :
  • Tiktok @pwils_brebes

Warga Sawojajar, Brebes, membakar delapan makam palsu yang dibangun tanpa izin di tanah desa setelah pembangunnya mengaku mendapat wangsit spiritual tentang makam wali

Viva, Banyumas - Suasana Desa Sawojajar, Kecamatan Wanasari, mendadak heboh setelah video puluhan warga membongkar dan membakar delapan bangunan makam palsu viral di media sosial pada Kamis (9/10/2025) malam.

Peristiwa yang terjadi di lahan milik Pemerintah Desa itu menimbulkan berbagai reaksi dan pertanyaan publik tentang asal-usul makam tersebut. Informasi di lapangan menyebutkan, delapan makam itu dibangun sejak tahun 2022 oleh sekelompok orang dari luar desa tanpa izin dari pemerintah maupun tokoh agama setempat.

Sekretaris Desa Sawojajar, Abdulloh Alyasa, mengungkapkan bahwa awalnya hanya terdapat tiga makam, namun jumlahnya bertambah menjadi delapan dalam waktu dua tahun.

“Bangunan itu tidak memiliki izin resmi dan berdiri di tanah desa yang sebelumnya digunakan untuk peternakan bebek,” jelas Abdulloh, Jumat (10/10/2025) di lansir dari tvonenews.

Yang mengejutkan, menurut hasil klarifikasi dengan perwakilan kelompok pembangun makam, pembangunan dilakukan karena wangsit atau mimpi spiritual. Mereka mengaku mendapat petunjuk bahwa di lokasi itu dulunya terdapat makam para aulia atau wali.

“Dari penuturan mereka, pembangunan dilakukan karena wangsit bahwa tempat tersebut pernah menjadi makam wali,” tambah Abdulloh.

Delapan makam tersebut bahkan diberi nama yang menyerupai tokoh-tokoh ulama besar, seperti Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani, Syekh Arsyad Al-Banjari, hingga Syekh Saman Al-Madani.

Fakta ini membuat warga semakin curiga dan merasa resah, hingga akhirnya sepakat membongkar seluruh bangunan tersebut. Pada Jumat siang, sisa-sisa pembakaran makam masih terlihat berserakan di lokasi, termasuk material bangunan dan satu sumur kecil yang juga ditemukan di area itu.

Pemerintah desa bersama aparat keamanan setempat kemudian turun tangan untuk memastikan situasi kembali kondusif. Pemerintah Desa Sawojajar berharap tidak ada lagi tindakan yang menimbulkan keresahan masyarakat.

Abdulloh menegaskan, warga diminta untuk menjaga keamanan, ketertiban, dan tidak bertindak di luar prosedur hukum.

“Kami ingin masyarakat tetap tenang dan menyerahkan proses penanganan kepada pihak berwenang,” pungkasnya.

Kasus ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat agar tidak mudah terpengaruh oleh klaim spiritual tanpa bukti kuat. Pemerintah desa menegaskan akan memperketat pengawasan terhadap penggunaan lahan milik desa demi mencegah kejadian serupa terulang

Warga Sawojajar, Brebes, membakar delapan makam palsu yang dibangun tanpa izin di tanah desa setelah pembangunnya mengaku mendapat wangsit spiritual tentang makam wali

Viva, Banyumas - Suasana Desa Sawojajar, Kecamatan Wanasari, mendadak heboh setelah video puluhan warga membongkar dan membakar delapan bangunan makam palsu viral di media sosial pada Kamis (9/10/2025) malam.

Peristiwa yang terjadi di lahan milik Pemerintah Desa itu menimbulkan berbagai reaksi dan pertanyaan publik tentang asal-usul makam tersebut. Informasi di lapangan menyebutkan, delapan makam itu dibangun sejak tahun 2022 oleh sekelompok orang dari luar desa tanpa izin dari pemerintah maupun tokoh agama setempat.

Sekretaris Desa Sawojajar, Abdulloh Alyasa, mengungkapkan bahwa awalnya hanya terdapat tiga makam, namun jumlahnya bertambah menjadi delapan dalam waktu dua tahun.

“Bangunan itu tidak memiliki izin resmi dan berdiri di tanah desa yang sebelumnya digunakan untuk peternakan bebek,” jelas Abdulloh, Jumat (10/10/2025) di lansir dari tvonenews.

Yang mengejutkan, menurut hasil klarifikasi dengan perwakilan kelompok pembangun makam, pembangunan dilakukan karena wangsit atau mimpi spiritual. Mereka mengaku mendapat petunjuk bahwa di lokasi itu dulunya terdapat makam para aulia atau wali.

“Dari penuturan mereka, pembangunan dilakukan karena wangsit bahwa tempat tersebut pernah menjadi makam wali,” tambah Abdulloh.

Delapan makam tersebut bahkan diberi nama yang menyerupai tokoh-tokoh ulama besar, seperti Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani, Syekh Arsyad Al-Banjari, hingga Syekh Saman Al-Madani.

Fakta ini membuat warga semakin curiga dan merasa resah, hingga akhirnya sepakat membongkar seluruh bangunan tersebut. Pada Jumat siang, sisa-sisa pembakaran makam masih terlihat berserakan di lokasi, termasuk material bangunan dan satu sumur kecil yang juga ditemukan di area itu.

Pemerintah desa bersama aparat keamanan setempat kemudian turun tangan untuk memastikan situasi kembali kondusif. Pemerintah Desa Sawojajar berharap tidak ada lagi tindakan yang menimbulkan keresahan masyarakat.

Abdulloh menegaskan, warga diminta untuk menjaga keamanan, ketertiban, dan tidak bertindak di luar prosedur hukum.

“Kami ingin masyarakat tetap tenang dan menyerahkan proses penanganan kepada pihak berwenang,” pungkasnya.

Kasus ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat agar tidak mudah terpengaruh oleh klaim spiritual tanpa bukti kuat. Pemerintah desa menegaskan akan memperketat pengawasan terhadap penggunaan lahan milik desa demi mencegah kejadian serupa terulang