Bupati Banyumas Ungkap Gebyar Pendidikan Nonformal Jadi Kunci Kurangi Anak Tak Sekolah

Bola Voli di kegiatan Gebyar Pendidikan Non-Formal Tahun 2025
Sumber :
  • Antaranews

Setelah acara, Sekda Banyumas Agus Nur Hadie menambahkan bahwa keberadaan PKBM menjadi strategi efektif menekan ATS.

Fasilitas pendidikan nonformal fleksibel—ada yang malam, sore—memungkinkan siswa yang sudah bekerja tetap melanjutkan pendidikan.

Dia memuji semangat peserta yang tidak hanya mengejar ijazah kesetaraan, tetapi juga berlomba dalam prestasi untuk menumbuhkan motivasi dan rasa percaya diri.

Kepala Dinas Pendidikan Banyumas, Joko Wiyono, menyebut ada tiga alasan utama penyelenggaraan Gebyar: pertama, memperkenalkan bahwa negara hadir menyediakan layanan pendidikan dan keterampilan; kedua, menegaskan dukungan Pemkab untuk pendidikan nonformal sebagai bagian dari Education for All; dan ketiga, menghapus stigma masyarakat bahwa memilih jalur nonformal adalah sesuatu yang “rendah.”

Upaya tersebut membuahkan hasil: ATS berhasil ditekan dari sekitar 27.000 anak menjadi 13.250 anak, dan sebagian besar masuk ke program PKBM karena banyak di antaranya bekerja, berkeluarga, atau menghadapi kendala ekonomi.

Joko menekankan bahwa ijazah Paket C yang diterbitkan PKBM setara dengan ijazah SMA—dapat digunakan untuk melanjutkan kuliah, mendaftar pekerjaan, atau memasuki TNI/Polri, dengan perbedaan hanya pada nama penyebutannya.

Kepala BBPMP Provinsi Jawa Tengah, Nugraheni Triastuti, mengapresiasi inisiatif Pemkab Banyumas melalui Dinas Pendidikan.