Tahan Tangis, Manajer Timnas Indonesia U23 Ahmed Zaki Iskandar Jadi Sorotan di Laga Kontra Laos

Air mata haru Ahmed Zaki Iskandar di laga Indonesia vs Laos
Sumber :
  • instagram @zaki.iskandar_story

Air mata manajer Timnas U-23, Ahmed Zaki Iskandar, saat Indonesia Raya dikumandangkan di laga kontra Laos jadi sorotan. Namun Garuda Muda hanya imbang 0-0

Viva, Banyumas - Laga perdana Timnas Indonesia U-23 di Grup J Kualifikasi Piala Asia U-23 2026 melawan Laos di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, Rabu (3/9/2025) malam WIB, menyimpan cerita menarik di luar hasil imbang 0-0. Sosok yang mencuri perhatian bukan hanya para pemain, melainkan manajer tim, Ahmed Zaki Iskandar.

Dalam momen sebelum pertandingan dimulai, kamera menyorot Zaki yang tak kuasa menahan tangis saat lagu kebangsaan Indonesia Raya dikumandangkan. Air mata yang jatuh di pipinya menjadi simbol emosi dan rasa bangga mendalam.

Pemandangan tersebut sontak viral di media sosial dan mengundang banyak komentar dari publik. Menariknya, Zaki menangis bukan karena kecewa dengan hasil imbang, melainkan sebelum bola bergulir.

Hal itu menunjukkan bahwa dukungan dan kecintaan terhadap Merah Putih begitu kuat dirasakan oleh manajer berusia 50 tahun itu.

Namun, hingga kini belum ada keterangan resmi terkait alasan spesifik mengapa dirinya begitu emosional dalam momen sakral tersebut. Sayangnya, euforia penuh haru di awal laga tidak berbanding lurus dengan performa Timnas U-23 di lapangan.

Skuad asuhan Gerald Vanenburg tampil dominan dengan banyak peluang emas melalui Rayhan Hannan, Arkhan Fikri, hingga Hokky Caraka.

Namun, solidnya pertahanan Laos dan penampilan gemilang kiper Kop Lokphathip membuat skor tak berubah hingga akhir. Hasil ini tentu menjadi sorotan besar karena Laos dianggap sebagai tim yang berada di bawah level Indonesia.

Dengan hanya satu poin, Garuda Muda berada di posisi kedua klasemen sementara Grup J, di bawah Korea Selatan yang menang telak 5-0 atas Makau.

Posisi ini membuat peluang Indonesia untuk lolos otomatis semakin berat, mengingat hanya juara grup yang berhak melaju langsung. Pelatih Gerald Vanenburg mengakui rasa kecewa atas hasil tersebut. Ia menegaskan kepada para pemain bahwa kemenangan di dua laga berikutnya melawan Makau dan Korea Selatan menjadi harga mati.

“Tidak ada cara lain selain meraih kemenangan penuh. Itu sudah saya tekankan kepada para pemain,” ujarnya dalam konferensi pers usai laga kualifikasi Piala Asia U23 2025 di Sidorajo pada 3 September 2025.

Di sisi lain, pelatih Laos, Ha Hyeok Jun, bahkan menilai performa Garuda Muda di era Vanenburg lebih lemah dibandingkan ketika masih ditangani Shin Tae-yong. Komentar itu semakin mempertegas bahwa Indonesia harus segera berbenah jika ingin menjaga asa ke putaran final.

Air mata Ahmed Zaki Iskandar pun kini seakan menjadi simbol tekanan sekaligus harapan. Meski emosional, ia tetap memberi dukungan penuh agar Garuda Muda bangkit dan menunjukkan kualitas sebenarnya di laga-laga berikutnya

Air mata manajer Timnas U-23, Ahmed Zaki Iskandar, saat Indonesia Raya dikumandangkan di laga kontra Laos jadi sorotan. Namun Garuda Muda hanya imbang 0-0

Viva, Banyumas - Laga perdana Timnas Indonesia U-23 di Grup J Kualifikasi Piala Asia U-23 2026 melawan Laos di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, Rabu (3/9/2025) malam WIB, menyimpan cerita menarik di luar hasil imbang 0-0. Sosok yang mencuri perhatian bukan hanya para pemain, melainkan manajer tim, Ahmed Zaki Iskandar.

Dalam momen sebelum pertandingan dimulai, kamera menyorot Zaki yang tak kuasa menahan tangis saat lagu kebangsaan Indonesia Raya dikumandangkan. Air mata yang jatuh di pipinya menjadi simbol emosi dan rasa bangga mendalam.

Pemandangan tersebut sontak viral di media sosial dan mengundang banyak komentar dari publik. Menariknya, Zaki menangis bukan karena kecewa dengan hasil imbang, melainkan sebelum bola bergulir.

Hal itu menunjukkan bahwa dukungan dan kecintaan terhadap Merah Putih begitu kuat dirasakan oleh manajer berusia 50 tahun itu.

Namun, hingga kini belum ada keterangan resmi terkait alasan spesifik mengapa dirinya begitu emosional dalam momen sakral tersebut. Sayangnya, euforia penuh haru di awal laga tidak berbanding lurus dengan performa Timnas U-23 di lapangan.

Skuad asuhan Gerald Vanenburg tampil dominan dengan banyak peluang emas melalui Rayhan Hannan, Arkhan Fikri, hingga Hokky Caraka.

Namun, solidnya pertahanan Laos dan penampilan gemilang kiper Kop Lokphathip membuat skor tak berubah hingga akhir. Hasil ini tentu menjadi sorotan besar karena Laos dianggap sebagai tim yang berada di bawah level Indonesia.

Dengan hanya satu poin, Garuda Muda berada di posisi kedua klasemen sementara Grup J, di bawah Korea Selatan yang menang telak 5-0 atas Makau.

Posisi ini membuat peluang Indonesia untuk lolos otomatis semakin berat, mengingat hanya juara grup yang berhak melaju langsung. Pelatih Gerald Vanenburg mengakui rasa kecewa atas hasil tersebut. Ia menegaskan kepada para pemain bahwa kemenangan di dua laga berikutnya melawan Makau dan Korea Selatan menjadi harga mati.

“Tidak ada cara lain selain meraih kemenangan penuh. Itu sudah saya tekankan kepada para pemain,” ujarnya dalam konferensi pers usai laga kualifikasi Piala Asia U23 2025 di Sidorajo pada 3 September 2025.

Di sisi lain, pelatih Laos, Ha Hyeok Jun, bahkan menilai performa Garuda Muda di era Vanenburg lebih lemah dibandingkan ketika masih ditangani Shin Tae-yong. Komentar itu semakin mempertegas bahwa Indonesia harus segera berbenah jika ingin menjaga asa ke putaran final.

Air mata Ahmed Zaki Iskandar pun kini seakan menjadi simbol tekanan sekaligus harapan. Meski emosional, ia tetap memberi dukungan penuh agar Garuda Muda bangkit dan menunjukkan kualitas sebenarnya di laga-laga berikutnya