Bediding Terjang Pulau Jawa Hingga Nusa Tenggara, Suhu Dingin Ekstrem Pagi dan Malam
- pexel @pixabay
Viva, Banyumas - Fenomena bediding kembali melanda Indonesia sejak Kamis (14/8/2025) malam, menyebabkan suhu udara dingin menusuk tulang di sejumlah wilayah, termasuk Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Fenomena ini umumnya terjadi saat puncak musim kemarau, yakni pada Juli hingga Agustus, dan diperkirakan berlangsung hingga awal September 2025.
Menurut Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, istilah bediding merupakan istilah lokal untuk menggambarkan kondisi udara sangat dingin yang paling terasa saat malam hingga pagi hari. Fenomena ini biasanya lebih ekstrem di daerah dataran tinggi, seperti pegunungan maupun perbukitan, namun sebagian besar wilayah Indonesia bagian selatan khatulistiwa juga merasakan suhu dingin, termasuk Pulau Jawa, Bali, NTB, dan NTT.
Suhu dingin yang ekstrem ini dipicu oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah angin timuran dari Australia yang bersifat kering dan dingin akibat aktifnya Monsun Dingin Australia pada Juni hingga Agustus. Selain itu, langit cerah tanpa awan membuat radiasi permukaan Bumi cepat hilang pada malam hari sehingga terjadi pendinginan ekstrem di permukaan.
Kelembapan udara yang rendah juga membuat panas tidak tertahan di atmosfer, memperparah suhu dingin yang dirasakan masyarakat.
Fenomena bediding menimbulkan keluhan di kalangan warganet karena suhu yang terasa menusuk tulang, khususnya pada pagi dan malam hari. BMKG mencatat fenomena ini bukan termasuk anomali, melainkan bagian dari pola musim kemarau yang normal.
Pihak BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan selama menghadapi suhu dingin ekstrem ini.
Beberapa langkah sederhana seperti mengenakan pakaian hangat, membatasi aktivitas di luar ruangan pada malam dan pagi, serta memastikan anak-anak dan lansia tetap hangat, dianjurkan untuk mencegah gangguan kesehatan akibat udara dingin.
Selain itu, masyarakat di daerah terdampak juga diminta waspada terhadap kemungkinan perubahan suhu yang cepat, terutama di wilayah pegunungan.
Informasi prakiraan cuaca terbaru dapat diakses melalui website resmi BMKG dan media sosial resmi BMKG untuk meminimalisir risiko gangguan kesehatan. Fenomena bediding ini menjadi pengingat bahwa meskipun musim kemarau identik dengan panas, daerah tertentu tetap bisa mengalami suhu ekstrem yang menantang aktivitas harian.
Dengan kesadaran dan persiapan yang tepat, masyarakat diharapkan dapat tetap produktif sekaligus aman selama menghadapi udara dingin menusuk tulang ini