Rahasia Taktik AS! Integrasi Jet Tempur Siluman F-35A dengan Drone C100 Buka Era Baru Peperangan Udara?

Jet tempur F-35A Lightning II
Sumber :
  • eurasiantimes.com

Drone Loyal Wingman biasanya dikendalikan oleh pesawat berawak untuk misi pendukung. Sementara itu, C100 dikendalikan dari jarak jauh oleh operator darat, memberi fleksibilitas lebih dalam pelaksanaan misi.

Masa Depan Jet Tempur Indonesia, Isu KF 21 Bisa Saingi F35 Amerika

Kedua konsep sama-sama bertujuan untuk:

  • Memaksimalkan efektivitas jet tempur berawak.
  • Mengurangi risiko pada pilot manusia.
  • Menciptakan sistem pertempuran udara berjaringan yang hemat biaya.

Dengan strategi ini, peperangan modern bergerak menuju integrasi multi-domain, di mana jet tempur siluman fokus pada pelepasan amunisi jarak jauh, sedangkan peran berisiko tinggi seperti pengintaian, akuisisi target, hingga peperangan elektronik dilakukan drone.

5 Negara dengan Aturan Longgar soal Senjata Api: Dari Amerika Serikat hingga Swiss yang Melegalkan Senjata untuk Sipil

Drone PDW C100 sendiri dirancang sebagai quadcopter angkat berat dengan daya tahan hingga 74 menit terbang. Dengan berat muatan maksimal 21,4 pon (sekitar 9,7 kg) dan berbagai sensor kelas militer, C100 terbukti tangguh dalam misi militer.

Bahkan, pada Desember 2024, PDW menerima kontrak lebih dari US$15,3 juta (sekitar Rp236 miliar) untuk pengadaan sistem udara tak berawak C100 bagi Angkatan Darat AS. Nilai tersebut menunjukkan betapa pentingnya drone ini dalam doktrin peperangan masa depan.

Gerakan One Piece di Nepal: Simbol Perlawanan Generasi Muda yang Kecewa pada Pemerintahan Korup

Integrasi jet tempur F-35A dengan drone C100 mencerminkan perubahan besar dalam doktrin militer modern.

Halaman Selanjutnya
img_title