KKP Pastikan Udang Indonesia Aman dari Cemaran Radioaktif
- Freepik
VIVA, Banyumas – Kabar soal dugaan cemaran radioaktif pada udang Indonesia belakangan menimbulkan keresahan publik.
Namun, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menegaskan sektor hulu rantai produksi udang nasional terbukti aman, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir menikmati hasil budi daya udang dalam negeri.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan sektor hulu rantai produksi udang Indonesia aman dari cemaran radioaktif.
Jaminan ini disampaikan Kepala Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan KKP, Ishartini, dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu (4/10).
Kepastian tersebut diperoleh dari hasil investigasi yang dilakukan KKP bersama Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada Agustus 2025. Investigasi dilakukan di sepanjang rantai produksi udang, mulai dari tambak, hatchery, hingga unit pengolahan ikan (UPI).
“Hasil pengujian lapangan maupun laboratorium terhadap sampel udang, air, dan sedimen tambak tidak menemukan jejak Cesium 137 di tambak pembesaran maupun hatchery,” jelas Ishartini.
Sebagai bentuk transparansi dan kampanye publik, KKP juga menggelar kegiatan bertajuk “Makan Siang Udang dari Tambak”.
Acara ini diikuti lebih dari 1.000 peserta di seluruh Indonesia, mulai dari pejabat eselon I KKP, dinas daerah, penyuluh perikanan, aparat TNI/Polri, hingga petambak udang.
“Kegiatan makan udang nasional ini menjadi simbol bahwa produk udang kita benar-benar aman dari hulu. Kami ingin menepis isu yang menyebut udang terkontaminasi radioaktif,” ujarnya.
Ishartini menegaskan masyarakat dan pelaku usaha tidak perlu ragu untuk membeli udang hasil budi daya dalam negeri. “Secara empirik, udang Indonesia terbukti bebas dari cemaran radioaktif Cesium 137,” katanya.
Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menambahkan bahwa quality assurance yang diterapkan KKP sangat ketat dan konsisten untuk menjamin mutu serta keamanan produk.
Pihaknya juga terus berkoordinasi dengan Bapeten sebagai otoritas pengawas nuklir untuk penanganan lebih lanjut jika muncul isu serupa.