PLTN Indonesia Akan Pakai Teknologi China atau Rusia? Ini Kata Wamen ESDM

Wamen ESDM ungkap peluang pakai teknologi China atau Rusia
Sumber :
  • pexel @tanjungyuliot

Viva, Banyumas - Rencana pembangunan PLTN Indonesia kembali menjadi sorotan setelah pemerintah menyatakan keseriusannya dalam mendukung transisi energi bersih. Dalam hal ini, Wamen ESDM, Yuliot Tanjung, mengungkapkan bahwa pemerintah membuka opsi untuk pakai teknologi dari negara-negara maju guna mengembangkan pembangkit listrik tenaga nuklir yang andal dan efisien.

Skandal Korupsi Rp626 M di China: Hukuman Mati untuk Eks Mentan Jadi Bukti Elit Politik Tak Lagi Kebal Hukum

Menurut Wamen ESDM, dua negara yang kini tengah menjadi pertimbangan utama adalah China dan Rusia. Kedua negara tersebut dikenal memiliki kapabilitas tinggi dalam pengembangan reaktor nuklir, baik skala besar maupun reaktor modular kecil.

Teknologi dari China dan Rusia dinilai potensial untuk diadopsi dalam proyek PLTN Indonesia, terutama yang direncanakan dibangun di wilayah Sumatera dan Kalimantan.

Mantan Menteri Pertanian China Divonis Mati Bersyarat karena Terima Suap Rp626 Miliar

Pemerintah juga tengah menyesuaikan pilihan teknologi dengan kebutuhan lokal serta aspek komponen dalam negeri. Wamen ESDM menambahkan bahwa regulasi pendukung untuk pengelolaan bahan baku nuklir, seperti uranium, sedang disusun agar proyek PLTN Indonesia dapat berjalan sesuai target.

Opsi pakai teknologi dari China dan Rusia ini menunjukkan pendekatan terbuka dan selektif pemerintah demi mewujudkan kemandirian energi nasional berbasis nuklir.

Pameran Produk Inovasi (PPI) Jawa Tengah 2025, Produk UMKM Banjarnegara Turut Tampil

Dalam wawancara di Jakarta yang dikutip dari laman Viva, Jumat (20/6/2025), Wamen ESDM mengatakan bahwa penggunaan teknologi China atau Rusia masih terbuka lebar. Hal ini berkaitan dengan target kapasitas pembangkit sebesar 69,5 Gigawatt (GW) yang tercantum dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034.

Dari total target tersebut, pemerintah berencana membangun PLTN berkapasitas 500 megawatt (MW) yang akan dibagi rata antara wilayah Sumatera dan Kalimantan.

Halaman Selanjutnya
img_title