Persis Solo Merasa Ditipu, Mateo Kocijan Batal Gabung Laskar Sambernyawa Pilih Gabung Technicar 1974
- instagram @mkocijan.17
Persis Solo merasa ditipu usai Mateo Kocijan batal gabung. Meski sudah direkrut, sang gelandang memilih pulang ke Kroasia dan membela Tehnicar 1974 demi keluarga
Viva, Banyumas - Persis Solo kembali menjadi sorotan usai kabar mengejutkan terkait pemain anyar mereka, Mateo Kocijan. Gelandang asal Kroasia itu batal memperkuat Laskar Sambernyawa meski sudah resmi direkrut pada penutupan bursa transfer Super League, 31 Agustus 2025.
Manajemen klub bahkan menyebut kondisi ini sebagai bentuk kekecewaan mendalam karena merasa “ditipu” oleh sang pemain. Kocijan sejatinya diharapkan menjadi tambahan kekuatan lini tengah Persis Solo untuk menghadapi kompetisi musim ini.
Pemain berusia 30 tahun tersebut memiliki pengalaman bermain di Liga 1 Indonesia bersama Persib Bandung, bahkan sukses mempersembahkan gelar juara musim lalu. Rekam jejak tersebut membuat ekspektasi tinggi muncul dari manajemen dan suporter.
Namun, hingga Liga memasuki pekan ke-7, Kocijan tak kunjung menampakkan diri di Solo. Manajemen Persis akhirnya mengeluarkan pernyataan resmi bahwa sang pemain telah menerima teguran formal akibat absen berkepanjangan.
Situasi semakin memanas setelah beredar kabar Kocijan justru bergabung kembali dengan klub lamanya di Kroasia, Tehnicar 1974.
Dalam rilis resmi, Persis menyebut bahwa Kocijan sebelumnya sempat melakukan perjalanan ke Indonesia. Sayangnya, saat transit di Qatar, ia mengalami insiden yang membuatnya harus dirawat inap.
Setelah itu, Kocijan memutuskan kembali ke Kroasia untuk menjalani perawatan lebih lanjut sekaligus mendekatkan diri dengan keluarga. Keterangan ini kemudian diperkuat melalui wawancara media Kroasia, Klikaj.hr.
Dalam pernyataan tersebut, Kocijan menegaskan bahwa dirinya tidak lagi berminat bermain di Indonesia. Keputusan itu didasari alasan personal, yakni keinginan untuk dekat dengan keluarga dan kembali membela klub yang pernah membesarkan namanya.
Persis Solo jelas merasa kecewa berat. Manajemen menyebut kesepakatan transfer gagal di detik-detik terakhir meski sebelumnya sudah terjalin komitmen. Situasi ini membuat publik menilai klub dirugikan, baik dari sisi finansial maupun persiapan tim.
Bagi Persis, kehilangan pemain yang sudah diumumkan sebagai rekrutan anyar jelas mencoreng nama baik klub. Terlebih, ekspektasi besar telah diberikan kepada Kocijan yang diharapkan bisa menularkan mental juara.
Sebaliknya, sang pemain memilih jalur pulang kampung dan menutup petualangannya di sepak bola Indonesia setelah hanya satu musim.
Kasus ini menjadi pelajaran penting bagi manajemen klub dalam mengelola rekrutmen pemain asing. Transparansi, komitmen kontrak, dan verifikasi medis akan semakin krusial untuk menghindari kerugian serupa di masa mendatang