Tak Jadi Droping Air, Ini Rencana BPBD Temanggung Alihkan Dana Rp 75 Juta untuk Kebencanaan

BPBD Temanggung alihkan dana droping air
Sumber :
  • Pemkab Temanggung

Cuaca kemarau basah membuat BPBD Temanggung tak perlu droping air bersih. Dana Rp 75 juta dialihkan untuk mendukung kesiapsiagaan dan penanganan bencana lain di daerah

Hujan Deras dan Angin Kencang Terjang Temanggung, 13 Rumah Warga Rusak

Viva, Banyumas - Cuaca yang relatif bersahabat di tahun 2025 membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung tidak menggunakan anggaran untuk kegiatan droping air bersih.

Meski demikian, dana yang sudah dialokasikan tidak dikembalikan ke kas daerah, melainkan akan dialihkan untuk kebutuhan kebencanaan lain yang lebih mendesak. Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Temanggung, Totok Nursetyanto, menjelaskan bahwa pihaknya mendapatkan alokasi anggaran droping air bersih dari APBD sebesar Rp 75 juta atau setara 50 tangki air.

Rencana Ekspansi 1000 Hektare Jateng Land, DPRD Minta Peninjauan Ulang Dampak Lingkungan dan Masalah TKA

Namun hingga memasuki akhir triwulan ketiga tahun ini, tidak ada satu pun permintaan droping air dari warga.

“Tahun ini memang terjadi musim kemarau, tetapi sifatnya kemarau basah. Debit air masih cukup, sumber air tidak kering, sehingga kebutuhan air bersih warga tetap terpenuhi,” ungkap Totok, Senin (13/10/2025) di kutip dari Pemkab Temanggung.

BPBD Temanggung Ingatkan Warga, Kemarau Basah Picu Angin Puting Beliung

Totok menyebutkan, wilayah yang biasanya mengalami kekeringan seperti Kecamatan Kandangan dan Kaloran juga tidak melaporkan adanya kekurangan air bersih.

Masyarakat masih bisa memenuhi kebutuhan harian seperti memasak dan mandi tanpa bantuan suplai air dari pemerintah.

Situasi ini menjadi indikasi positif bahwa ketahanan air di Temanggung semakin baik, berkat perbaikan infrastruktur air, peningkatan kesadaran warga dalam mengelola sumber air, serta kondisi iklim yang relatif stabil.

Meski dana droping air bersih tidak digunakan sesuai peruntukan awal, BPBD memastikan anggaran tersebut akan tetap dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung kesiapsiagaan bencana lain, seperti potensi tanah longsor, banjir bandang, hingga kebakaran hutan dan lahan.

“Kami akan realokasikan dana tersebut untuk kegiatan tanggap darurat atau kebutuhan logistik kebencanaan lain, agar tidak ada anggaran yang mengendap,” tambah Totok.

Langkah pengalihan ini dinilai selaras dengan prinsip efisiensi dan adaptivitas anggaran yang diterapkan Pemkab Temanggung.

Pemerintah daerah ingin memastikan setiap dana publik digunakan secara tepat sasaran dan memberi manfaat langsung kepada masyarakat.

Dengan pendekatan ini, BPBD Temanggung menunjukkan komitmen untuk tetap responsif terhadap perubahan kondisi lapangan, menjaga transparansi anggaran, serta memperkuat sistem mitigasi bencana daerah yang berkelanjutan