Mengenal Sidekah Kupat, Warisan 500 Tahun Peninggalan Prabu Siliwangi di Cilacap

Tradisi Sidekah Kupat warisan 500 tahun di Cilacap
Sumber :
  • Pexel @Iskandar Al Imran

Viva, Banyumas - Warga di wilayah barat Kabupaten Cilacap, khususnya Kecamatan Dayeuhluhur dan Wanareja, setiap tahun selalu menggelar tradisi unik bernama Sidekah Kupat. Tradisi adat ini kembali dilaksanakan pada Rabu (20/8/2025) dengan penuh kebersamaan dan semangat gotong royong.

Toko Serba 35 Terbakar! Petugas Damkar Majenang dan BPBD Kerahkan Armada Padamkan Api

Dalam pelaksanaannya, warga membuat ketupat dalam jumlah banyak lalu menggantungnya di palang-palang bambu yang dipasang di perbatasan desa. Siapa saja yang melintas, baik warga setempat maupun pendatang, boleh mengambil ketupat tersebut tanpa dipungut biaya. Tradisi ini menjadi simbol sedekah dan kebersamaan masyarakat.

Jejak Prabu Siliwangi

Buku Hilang, Pojok Baca Sepi: Program Literasi Cilacap Mulai Gagal Fungsi

Menurut pemerhati budaya Dayeuhluhur, Ceceng Rusmana, tradisi Sidekah Kupat sudah berlangsung sekitar 500 tahun. Akar sejarahnya berhubungan dengan kisah perjalanan Prabu Siliwangi, raja besar dari Kerajaan Pajajaran.

Konon, ketika Prabu Siliwangi dan pasukannya melewati wilayah Kerajaan Dayeuhluhur, masyarakat setempat menyambut dengan memberikan bekal berupa ketupat. Bekal ini diberikan sebagai tanda penghormatan sekaligus doa keselamatan bagi sang raja dan pengikutnya.

Rakor POK Cilacap Ungkap Fakta Menarik di Balik Capaian Anggaran dan Strategi Kejar Target Akhir Tahun

Dikutip dari informasi yang diunggah di akun Instagram @cilacap_kekinian, Ceceng mengatakan tradisi ini sejatinya merupakan bentuk penghormatan untuk menyambut kedatangan sekaligus melepas kepergian Prabu Siliwangi di Dayeuhluhur pada masa itu.

Makna Filosofis Sidekah Kupat

Halaman Selanjutnya
img_title