Jaga Rahasia DNA, Staf Kim Jong Un Selalu Bersihkan Kursi dan Meja Seusai Pertemuan Sampai Bawa Plastik Khusus

Staf Kim Jong Un bersihkan kursi usai pertemuan
Sumber :
  • instagram @_kim_jong.un._

Staf Kim Jong Un selalu membersihkan kursi dan meja seusai pertemuan. Ternyata, protokol ketat ini bertujuan mencegah kebocoran DNA yang bisa mengungkap kondisi kesehatannya

Menkeu Purbaya Sentil Thrifting Ilegal, Janji Bersihkan Jalur Impor Barang Bekas

Viva, Banyumas - Aksi staf Kim Jong Un yang teliti membersihkan kursi dan meja seusai pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Beijing kembali menarik perhatian publik dunia. Dalam video yang diunggah jurnalis Kremlin, Alexander Yunashev, dua staf Kim terlihat mengelap sandaran kursi, pegangan, hingga meja kopi yang digunakan pemimpin Korea Utara itu selama lebih dari dua jam pembicaraan.

Gelas minumnya pun langsung dibawa pergi, sementara kain lap yang dipakai dimasukkan ke dalam plastik bening. Fenomena ini bukan kali pertama terjadi. Pada KTT antar-Korea tahun 2018, pengawal Kim terlihat menyemprot dan mengelap kursi serta meja sebelum ia duduk bersama Presiden Korea Selatan Moon Jae-in.

Terungkap! Rahasia Pemprov Jateng Gaet Investor Lewat Government Auto Show 2025

Hal serupa juga terjadi di Hanoi pada 2019 ketika Kim bertemu Donald Trump. Saat itu, staf keamanan bahkan membersihkan kamar hotel hingga mengganti kasur yang digunakan Kim. Laporan media Jepang Nikkei menambahkan, Kim selalu membawa toilet pribadi setiap kali melakukan perjalanan luar negeri.

Langkah ini dianggap sebagai bagian dari protokol keamanan super ketat yang sudah menjadi standar sejak era ayahnya, Kim Jong Il. Mengapa staf Kim Jong Un melakukan tindakan yang terlihat berlebihan ini? Menurut Michael Madden, pakar kepemimpinan Korea Utara dari Stimson Center AS, tujuan utamanya adalah mencegah pihak asing mengumpulkan sampel DNA dari jejak Kim.

Ustadz Wijayanto Bongkar Rahasia Sumpah dalam Al Quran di Magelang

“Puntung rokok, sisa makanan, rambut, atau bahkan kulit yang tertinggal bisa memberi informasi medis berharga,” ujar Madden dilansir dari Nikkei.

“Badan intelijen asing bisa menganalisisnya untuk mengetahui kondisi kesehatan Kim Jong Un, dan itu jelas menjadi risiko besar bagi Korea Utara.”

Dengan kata lain, tindakan staf Kim bukan sekadar simbol disiplin, tetapi strategi serius untuk menjaga kerahasiaan vital tentang kondisi fisik pemimpin tertinggi mereka. Dalam konteks geopolitik, informasi medis seorang kepala negara dapat menjadi instrumen penting yang dimanfaatkan pihak lawan untuk membaca kelemahan.

Selain alasan praktis, protokol ketat ini juga mencerminkan gaya kepemimpinan Korea Utara yang penuh kerahasiaan. Negara tersebut selalu berusaha menutup akses informasi terkait Kim Jong Un, baik dalam aspek politik maupun pribadi.

Langkah-langkah yang terlihat ekstrem ini memperkuat citra bahwa Kim adalah sosok yang tak boleh disentuh atau diungkap kelemahannya.

Protokol semacam ini sekaligus mengirim pesan ke dunia bahwa Korea Utara sangat serius menjaga keamanan dan wibawa pemimpinnya. Meskipun terlihat unik dan bahkan aneh di mata publik internasional, tindakan ini sudah menjadi bagian dari strategi besar Korea Utara untuk menutup rapat-rapat informasi internal.

Tak heran, setiap kali staf Kim melakukan ritual pembersihan jejak, perhatian dunia pun selalu tertuju padanya