2 Media Asing Soroti Rencana Indonesia Beli Kapal Induk Italia Giusepe Berusia 40 Tahun
- Pexel @Shuaizhi Tian
Rencana Indonesia membeli kapal induk Giuseppe Garibaldi dari Italia disorot media asing. Kapal berusia 40 tahun ini dinilai bersejarah, tetapi juga menimbulkan kontroversi
Viva, Banyumas - Rencana Indonesia untuk mengakuisisi kapal induk bekas Italia, Giuseppe Garibaldi (C 551), menjadi perhatian serius media internasional. Kapal berusia 40 tahun ini sedang dipertimbangkan oleh TNI Angkatan Laut sebagai bagian dari strategi memperkuat armada maritim.
Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Muhammad Ali, sebelumnya menyebut bahwa Indonesia memang membutuhkan kapal induk untuk mendukung operasi militer selain perang (OMSP). Langkah ini juga dianggap penting untuk meningkatkan kemampuan proyeksi kekuatan di kawasan Indo-Pasifik.
Media pertahanan Inggris, Jane’s, pada Maret 2025 melaporkan bahwa Indonesia berminat mengakuisisi kapal induk Giuseppe Garibaldi. Rumor semakin menguat setelah Kementerian Pertahanan menandatangani kerja sama pembelian kapal patroli multiguna dari Italia.
Sejumlah pengamat menduga kesepakatan itu bisa menjadi pintu masuk untuk negosiasi kapal induk. Italia dikabarkan menawarkan kapal ini dengan harga sekitar 390 juta dolar AS. Paket tersebut bahkan disebut mencakup 30 unit jet tempur STOVL AV-8B Harrier II yang kompatibel dengan dek kapal induk tersebut. Namun, rencana ini tidak lepas dari kritik.
Media Jepang Trafficnews Japan menyoroti usia kapal yang sudah mencapai empat dekade. Media itu mempertanyakan efektivitas Indonesia mengoperasikan kapal yang sempat direncanakan Italia untuk dipensiunkan atau dijadikan platform peluncuran roket.
“Bagaimana mungkin kapal veteran berusia 40 tahun bisa dioperasikan secara efektif?” tulis media tersebut.
Meski demikian, Giuseppe Garibaldi bukan kapal biasa. Kapal ini memiliki panjang 180 meter, lebar 33 meter, bobot penuh sekitar 14.150 ton, serta mampu membawa hingga 18 pesawat. Kapal induk ini pernah aktif dalam berbagai operasi NATO, termasuk di Balkan dan Afghanistan.
Dari sisi rekam jejak, kapal ini terbukti memiliki pengalaman tempur dan fleksibilitas tinggi. Bagi Indonesia, memiliki kapal induk dipandang sebagai lompatan besar dalam modernisasi pertahanan laut.
Namun, sejumlah analis menilai keputusan ini harus dihitung matang, mengingat biaya perawatan kapal induk sangat besar, terlebih jika usianya sudah tidak muda lagi. Kini, publik menanti langkah resmi pemerintah.
Apakah akuisisi ini akan menjadi tonggak sejarah bagi TNI AL atau justru menuai kontroversi sebagai pembelian alutsista tua